“Selalu taat, jauhi maksiat” inilah kalimat yang tepat dalam mengarungi kehidupan dunia sekarang ini. Berbagai macam kemaksiatan dari A sampai Z tumpah ruah hampir di setiap tempat, di desa kian banyak apalagi di kota tak terhitung lagi jumlahnya. Melihat fenomena seperti ini, maka yang terbaik bagi kita adalah berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi kemaksiatan dan senantiasa mendekat kepada Allah ar-Rahman, mendekati masjid dan mengikuti majelis ilmu.
Dalam hal ini seorang penyair bersenandung seraya menasihati kita:
طَاعَةُ الله خَـيْرُ مَا اكْتَسَبَ الْعَبْدُ فَــكُنْ طَائِعًا لِلَّهِ لاَ تَعْصِيَنْهُ
مَا هَـلاَكُ النُّفُوْسِ إِلاَّ الْمَعَاصِيْ فَاجْتَنِـبْ مَا نَهَاكَ لاَ تَقْرَبَنْهُ
إِنَّ شَيْئًا هَلاَكُ نَفْسِكَ فِيْهِ يَنْبَـغِيْ أَنْ تَـصُوْنَ نَفْـسَكَ عَنْـهُ
Taat kepada Allah adalah usaha terbaik hamba
Maka jadilah hamba yang taat, jangan kau durhaka
Jiwa binasa tak lain karena perbuatan dosa
Maka jauhi larangan, jangan kau mendekatinya
Jika ada sesuatu yang menyebabkan jiwa binasa
Hendaklah engkau selalu menjaga diri darinya
[Latho`iful Ma’arif, karya Ibnu Rojab al-Hambali, hlm. 155]